Dalam Islam Rasulullah pernah mengingatkan panduan dalam memilih teman, yaitu “agama Anda tergantung kawan Anda, maka perhatikanlah siapa kawan Anda” dan ini benar adanya, jika kita melihat betapa banyak lulusan pesantren yang ia begitu shalih saat di asrama tapi saat sudah keluar asrama mereka tidak ada bedanya dengan orang yang tidak ikut pesantren, mereka sudah terbawa arus pertemanan yang negatif. Dan Rasulullah juga mengingatkan bahwa bila kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka kita akan terkena wangi nya, bila kita bergaul dengan tukang besi, maka kita kan terkena bau hangus besinya. Yang repot bila kita bergaul dengan tukang sedot WC maka kita akan kebauan??? Hehehe hanya bercanda sahabat sekalian. Maka siapa berteman dengan orang yang rajin maka ia akan ketularan rajinnya, siapa berteman dengan orang malas maka ia akan menjadi malas juga.
Hal ini dirasakan sendiri oleh penulis, saat penulis berada di kelas satu pada saat bersekolah di SMP Negeri di sebuah kota kecil di Lampung yaitu Metro. Dimana saat kelas satu teman-teman yang penulis punya tidak ada yang mempunyai semangat belajar yang tinggi, alhasil rapot cawu satu penulis ada dua angka merahnya dan “hebatnya” angka merahnya bukan lima sahabat, tapi empat, dua angka empat “menghiasi” rapot penulis saat itu dan ini berlangsung sampai kelas 2 SMP. Dan sebuah keajaiban terjadi saat pembagian rapot di kelas 2 untuk naik kelas 3.dimana tanpa di sangka dengan nilai yang seadanya penulis mendapatkan ranking ke enam di kelas 2. Dan pada waktu itu ada kebijakan sekolah bahwa, siapa yang berada pada peringkat delapan besar berhak masuk kelas unggulan di kelas tiga nya.
Maka saat itu penulis tersadar dan menyadari bahwa nanti di kelas tiga penulis akan bersama orang-orang pintar dari kelas lainnya, yang mereka terbiasa maju ke depan lapangan upacara untuk menerima penghargaan sebagai murid-murid terpintar di sekolah. Maka dengan seketika muncul sebuah niat untuk mendobrak keterbatasan diri, dan sejak saat itu penulis berjanji untuk berusaha mengimbangi mereka saat kelas 3. Dan Alhamdulillah saat kelas 3 ada sebuah kemajuan dimana penulis terpilih sebagai peserta lomba cerdas cermat Bahasa Inggris se kabupaten dan mendapatkan juara ke tiga. Dan puncaknya tanpa di duga-duga oleh berbagai pihak yang meremehkan penulis saat itu, dimana saat pengumuman hasil EBTANAS (evaluasi belajar tahap akhir nasional) penulis mendapatkan nilai terbesar ke dua di sekolah, dan akhirnya bisa masuk ke SMA unggulan di daerah Metro Lampung yang sekarang sudah menjadi sekolah RSBI (rintisan sekolah bertaraf internasional).
Itulah hikmahnya betapa pentingnya pengaruh teman dalam hidup kita, saat penulis berada dalam lingkungan pertemanan yang tidak mempunyai semangat belajar yang tinggi, maka penulis juga mengikuti iklim mereka. Tapi di saat penulis berada di kelas unggulan di mana para siswanya ialah mereka yang rajin dan semangat belajarnya tinggi maka hal itu menular ke penulis bahkan penulis bisa lebih sukses dibandingkan siswa yang lebih cerdas dari penulis saat kelas satu. Oleh karena itu penting mempunyai teman banyak, tapi jauh lebih penting mempunyai teman yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Di sini!